Senin, 17 Februari 2014

BUDIDAYA JERUK

BUDIDAYA JERUK ORGANI
MENGGUNAKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA



budidaya jeruk organik nasa natural nusantara
Budidaya Jeruk Organik dengan menerapkan teknologi organik PT. Natural Nusantara NASA ini dapat dibaca juga melalui www.naturalnusantara.org.

I. PENDAHULUAN

Prospek agribisnis jeruk di Indonesia cukup bagus karena potensi lahan produksi yang luas. Melalui program peningkatan kualitas sumberdaya petani jeruk serta didukung dengan hasil inovasi teknologi pemupukan dan hormon alami, pengelolaan hama dan penyakit terpadu, serta sistem budidaya lainnya yang semuanya didasarkan pada semangat ramah lingkungan akan meningkatkan Kuantitas dan Kualitas produksi jeruk dengan tetap menjaga Kelestarian lingkungan.

II. SYARAT PERTUMBUHAN

Perlu 6-9 bulan basah (musim hujan), curah hujan 1000-2000 mm/th merata sepanjang tahun, perlu air yang cukup terutama di bulan Juli-Agustus. Temperatur optimal antara 25-30 °C dan kelembaban optimum sekitar 70-80%. Kecepatan angin lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah. Ketinggian optimum antara 1-1200 m dpl. Jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari. Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok, derajat keasaman tanah (pH tanah) adalah 5,5-6,5 . Air tanah optimal pada kedalaman 150-200 cm di bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

3.1. PEMBIBITAN

3.1.1. Cara generatif
pupuk organik cair nasaHormon organik nasa
Biji diambil dari buah dengan memeras buah yang telah dipotong. Biji dikeringanginkan di tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari hingga lendirnya hilang. Tanah persemaian diolah sedalam 30-40 cm dan dibuat petakan berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1m. Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m2. Biji ditanam dalam alur dengan jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram larutan POC NASA + 1-2 cc/lt air. Persemaian diberi atap.

Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polibag adalah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir (1:1:1) atau cukup dengan menggunakan tanah biasa disiram POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per 10-15 liter air.

3.1.2. Cara Vegetatif
pupuk organik cair nasaHormon organik nasa
Metode dengan cara penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata tempel. Untuk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah (understam/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas batang bawah yang biasa digunakan adalah Japanese citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange. Setelah penyambungan tunas pucuk atau penempelan mata tempel, segera disemprot menggunakan POC NASA (3-4 tutup/tangki ) + HORMONIK (1 tutup/tangki ).

3.1.2.1. Pengolahan Media Tanam
Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari tanaman lain atau sisa-sisa tanaman.
Jarak tanam bervariasi untuk setiap jenis jeruk dapat dilihat pada data berikut ini:
  • (a) Keprok dan Siem jarak tanam 5 x 5 m;
  • (b) Manis : jarak tanam 7 x 7 m;
  • (c) Sitrun (Citroen) : jarak tanam 6 x 7 m;
  • (d) Nipis : jarak tanam 4 x 4 m;
  • (e) Grape fruit : jarak tanam 8 x 8 m;
  • (f) Besar : jarak tanam (10-12) x (10-12) m.
Lubang tanam dibuat 2 minggu sebelum tanam. Tanah bagian dalam dipisahkan dengan tanah dari lapisan atas. Tanah berasal dari lapisan atas dicampur dengan 1-2 kg pupuk kandang dan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan.

pengendali hama organik glio
Pengembangbiakan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur 50-100 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Selanjutnya didiamkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari + 1 minggu dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).



3.1.2.2. Teknik Penanaman

pupuk organik cair nasa
budidaya jeruk organik nasa supernasaBibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika tersedia air untuk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan. Sebelum ditanam, perlu dilakukan: (a) Pengurangan daun dan cabang yang berlebihan; (b) Pengurangan akar; (c) Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang terlipat.

Setelah bibit ditanam, siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata dengan dosis ± 1 tutup POC NASA per liter air setiap pohon. Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPERNASA. Adapun cara penggunaan SUPERNASA adalah sebagai berikut: 1 (satu) botol SUPERNASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi disiramkan setiap pohon.
Beri mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yang bebas penyakit di sekitar bibit. Letakkan mulsa sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang untuk menghindari kebusukan batang. Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya saling menaungi, dapat ditanam tanaman sela baik kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela diganti oleh rumput/tanaman legum penutup tanah yang sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen bagi tanaman jeruk.

IV. PEMELIHARAAN TANAMAN

4.1. Penyulaman

Dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh.

4.2. Penyiangan

Gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya, pada saat pemupukan juga dilakukan penyiangan.

4.3. Pembubunan

Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di sekitar perakaran yang tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal akar sudah mulai terlihat.

4.4. Pemangkasan

Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang yang sakit, kering dan tidak produktif. Dari tunas-tunas awal yang tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yang kelak akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap cabang memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan ditutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke dalam alkohol. Ranting yang sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.

4.5. Pemupukan Susulan


Umur
(tahun)
Dosis Pupuk Makro (gr/pohon)
Urea
TSP
KCl
1
80
170
170
2
160
325
250
3
250
500
325
4
325
170
425
5
400
210
500
6
500
250
600
7
600
300
700
8
700
325
780
9
780
390
850
10
850
425
900
> 10
Sebaiknya dilakukan analisis tanah
Dosis POC NASA mulai awal tanam :

0-3
2-3 tutup/diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang setiap 4-5 bulan sekali (sesekali bisa disemprot ke daun)

> 3
3-4 tutup/diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang setiap 3-4 bulan sekali (sesekali bisa disemprot ke daun)

Catatan: Akan Lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun dosis 1 botol untuk + 200 pohon. Cara lihat pada Teknik Penanaman (Point 3.1.2.2.)

4.6. Penggunaan Hormonik

Hormonik dapat diberikan terutama setelah tanaman berumur 2 tahun, atau diberikan sejak awal lebih bagus. Caranya melalui penyiraman atau penyemprotan bersama dengan POC NASA (3-5 tutup POC NASA ditambah 1 tutup Hormonik).

4.7. Pengairan dan Penyiraman

Penyiraman jangan berlebih. Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar tanaman digemburkan dan ditutup mulsa.

4.8. Penjarangan Buah

Pada saat pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya pohon mampu mendukung pertumbuhan, bobot buah serta kualitas buah. Buah yang dibuang meliputi buah sakit, tidak terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama dan sisakan hanya 2-3 buah.

V. HAMA & PENYAKIT

5.1. Hama Jeruk

a. Kutu loncat (Diaphorina citri.)
Bagian diserang : tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda. Gejala: tunas keriting, tanaman mati. Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural BVR. Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, buang bagian yang terserang.

b. Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
Bagian diserang : tunas muda dan bunga. Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa. Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural BVR.

c. Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
Bagian diserang : daun muda. Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian: semprotkan dengan PESTONA. Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.

d. Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
Bagian diserang : tangkai, daun dan buah. Gejala: bercak keperak-perakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun. Pengendalian: semprotkan PESTONA atau Natural BVR.

e. Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
Bagian diserang : buah. Gejala: lubang gerekan buah keluar getah. Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi, disemprot PESTONA pada buah berumur 2-5 minggu.

f. Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)
Bagian diserang : tunas, daun muda dan pentil. Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis. Pengendalian: semprotkan PESTONA.

g. Thrips (Scirtotfrips citri.)
Bagian diserang : tangkai dan daun muda. Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang disertai nekrotis. Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari masuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan PESTONA atau Natural BVR.

h. Kutu dompolon (Planococcus citri.)
Bagian diserang : tangkai buah. Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur. Pengendalian: gunakan PESTONA. atau Natural BVR. Cegah datangnya semut sebagai vektor kutu.

i. Lalat buah (Dacus sp.)
Bagian diserang : buah yang hampir masak. Gejala: lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah. Pengendalian: gunakan Perangkap lalat Buah.

5.2. Penyakit Jeruk

a. CVPD
Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri. Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem) batang. Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye. Pengendalian: gunakan bibit tanaman bebas CVPD. Lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan Pestona atau Natural BVR untuk mengendalikan vektor.

b. Blendok
Penyebab: jamur Diplodia natalensis. Bagian diserang : batang atau cabang. Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas. Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi. Bekas potongan diolesi POC NASA + Hormonik + Natural GLIO. POC NASA dan Hormonik bukan berfungsi mengendalikan Blendok, namun dapat meningkatkan daya tahan terhadap serangan penyakit.

c. Embun tepung
Penyebab: jamur Oidium tingitanium. Bagian diserang : daun dan tangkai muda. Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda. Pengendalian: gunakan Natural GLIO pada awal tanam.

d. Kudis
Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian diserang : daun, tangkai atau buah. Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye. Pengendalian: pemangkasan teratur, gunakan Natural GLIO pada awal tanam.

e. Busuk buah
Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian diserang : buah. Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit. Pengendalian: hindari kerusakan mekanis, gunakan Natural GLIO awal tanam

f. Busuk akar dan pangkal batang
Penyebab: jamur Phyrophthora nicotianae. Bagian diserang : akar, pangkal batang serta daun di bagian ujung. Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering. Pengendalian: pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah. gunakan Natural GLIO pada awal tanam.

g. Buah gugur prematur
Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yang diserang: buah dan bunga. Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah gugur. Pengendalian: gunakan Natural GLIO pada awal tanam.

h. Jamur upas
Penyebab: Upasia salmonicolor. Bagian diserang : batang. Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas. Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan diolesi fungisida yang mengandung tembaga atau belerang, kemudian potong cabang yang terinfeksi.
Catatan :

Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

VI. PANEN

Buah jeruk dipanen saat masak optimal berumur + 28-36 minggu, tergantung jenis/varietasnya. Buah dipetik dengan menggunakan gunting pangkas.
Saat ini PT. Natural Nusantara telah mengeluarkan 2 produk unggulan baru sebagai penyempurnaan produk sebelumnya, yaitu Pupuk Organik Serbuk Greenstar dan Supernasa Granule Modern.

budidaya jeruk organik nasa greenstarbudidaya jeruk organik nasa supernasa granule modern

Minggu, 16 Februari 2014

TEKNIS TANAM CABE

TEKNIS TANAM CABE
MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK NASA


teknis tanam cabe organik nasa
Teknis tanam cabe dengan menerapkan teknologi organik PT. Natural Nusantara NASA ini dapat dibaca juga melalui www.naturalnusantara.org.


PERSIAPAN MEDIA SEMAI


1. Campuran + 1- 2 pack NATURAL GLIO dalam + 25 – 50 kg pupuk kandang, lalu peram + 1 – 2 minggu sebagai campuran media semai
2. Komposisi media semai terdiri atas, pupuk kandang dan pasir (komposisi 1:1:1).

teknik-tanam-cabai


PEMBIBITAN CABE

1. Kebutuhan benih 10 – 11 sachet/ha
2. Rendam benih dengan + 2 – 4 cc POC NASA/liter air hangat selama + 2 jam.
3. Tiriskan dan peram + 2 – 4 hari, benih yang berkecambah segera disemaikan
4. semprotkan POC NASA + 1- 2 tutup/tangki pada bibit usia 7 dan 14 HSS (hari setelah semai)

teknik-tanam-cabai


PENGOLAHAN LAHAN & PEMUPUKAN DASAR

1. Taburkan pupuk kandang ( + 5 – 10 ton/ha) dan Dolomit ( + 200 – 300 kg/ha) di lahan.
2. Lakukan olah tanah
3. Buat bedengan (tinggi + 40 cm lebar + 100 cm) dengan drainase yang cukup
4. Campurkan SUPERNASA 3 – 6 kg/ha bersama pupuk TSP ( + 150 kg/ha) lalu taburkan secara merata dibedengan. Kemudian tebarkan GLIO yang sudah dicampur pukan ke permukaan bedengan (aplikasi + 1 minggu sebelum tanam).
5. Tutup bedengan dengan mulsa

teknik-tanam-cabai-pemupukan-dasar


PINDAH TANAM CABE

Buat lubang tanam jarak 60 cm x 60 cm atau 70 cm x 70 cm

teknik-tanam-cabai-pemupukan-dasar


PEMUPUKAN CABE DAN PEMELIHARAAN CABE

PEMUPUKAN MAKRO SUSULAN (Urea, ZA dan Kcl)
Usia 1 s/d 4 minggu


Urea

ZA

Kcl

POWER
NUTRITION
Cara aplikasi: campur + 50 liter air, siramkan + 1 gelas per lubang ( +200cc)

Interval 1 minggu
+ 10 sdm+ 10 sdm+ 10 sdm+ 5 – 10 sdm

Usia 5 minggu dan seterusnya


Urea

ZA

Kcl
POWER
NUTRITION
Cara aplikasi: campur + 50 liter air, siramkan + 2-3 gelas per lubang ( +400 - 600cc)

Interval 1 minggu
+ 10 sdm+ 20 sdm+ 20 sdm+ 10 – 20 sdm

* sdm = sendok makan

teknik-tanam-cabai

PEMUPUKAN POC NASA, HORMONIK DAN AERO810

Usia 2 minggu dan seterusnya ( interval 1-2 minggu):
Semprot POC NASA + 3 – 5 tutup/tangki + HORMONIK + 1 tutup/tangki + AERO-810 + 1/2 tutup / tangki, (volume tangki + 10 – 17 liter, kebutuhan + 20 – 30 tangki per hektar)

teknik-tanam-cabai-

PEREMPELAN

Sisakan + 2 – 3 cabang utama mulai umur 15 – 30 hari
Keterangan: Pemasangan ajir dan tali penguat saat usia sekitar 15 hari setelah tanam

PENCEGAHAN

a. Semprot PENTANA 3-5 tutup/tangki atau PESTONA 5 – l0 tutup/tangki + AERO-810 1/2 tutup/tangki (sebaiknya rutin tiap 5-10 hari)
b. Semprot BVR + 30 gr/tangki (selang-seling dengan PENTANA atau PESTONA , interval 5-10 hari)
c. Pasang Perangkat METILAT LEM


ARTIKEL LAIN TENTANG CABAI

PUPUK UNTUK CABE

PUPUK ORGANIK CABE



Artikel Pupuk Organik Nasa untuk Cabe ini dapat dibaca juga melalui www.naturalnusantara.org.

pupuk organik cabe nasa
KONDISI

  • PH tanah berkisar 6,0 – 6,8
  • Tanaman mulai membentuk buah pada umur 35 – 40 hari dan panen pertama sekitar 70 – 80 hari setelah tanam ( tergantung varietas ).
  • Populasi tanaman per hektar 15.000 s/d 17.000 dengan jarak tanam 60 cm x 70 cm.

PEMBIBITAN CABAI

pupuk organik cabe hormonik
  • Rendam benih cabai di air hangat ( 1 liter ) + 1 ttp Hormonik selama 15 s/d 30 menit.
  • Peram dengan kertas basah sampai berkecambah kemudian masukkan ke poliback pembenihan.


PENYIAPAN MEDIA PEMBENIHAN

pupuk organik cabe glio
  1. Campur 2 bungkus Gliocladium sp ( Natural GLIO ) + 20 kg pupuk kandang lembut (sudah di saring) / kompos + 10 kg tanah lembut ( sudah disaring ).
  2. Masukkan campuran tersebut ke poliback sebagai media pembenihan, taruh di tempat teduh dan jaga kelembabannya (pemberian Gliocladium dimasukkan untuk pencegahan terhadap jamur fusarium, antraknose dan layu bakteri) selanjutnya masukkan benih yang sudah berkecambah ke poliback tersebut.
  3. Pada usia benih 10 hari semprot dengan Poc Nasa dengan dosis 2 ttp/ 10 liter air dan 7 hari sebelum tanam semprot lagi dengan dosis 2 ttp POC Nasa + 2 ttp Pestona + 10 liter air.

PERSIAPAN BEDENG ATAU LAHAN TANAM

  1. Berikan dolomite sebanyak ¼ kg tiap meter bedeng, dolomite diberikan 10 hari sebelum tutup mulsa, tujuan pemberian dolomite untuk menetralkan PH tanah dan mencukupi kebutuhan Ca dan Mg yang sangat dibutuhkan oleh tanaman cabai, kekurangan Ca akan berakibat : Batang tanaman lemah, mudah patah, tangkai bunga membusuk, buah mudah busuk dan Ca memiliki peran penting dalam proses pertumbuhan, pembungaan serta pembuahan karena dalam semua proses pembentukan protein dalam tubuh tanaman membutuhkan Ca, sedangkan ;Mg memiliki peran sebagai bahan pembentuk klorofil daun, klorofil daun merupakan dapurnya tanaman dan disinilah proses pemasakan semua zat yang diserap oleh tanaman, kekurangan Mg akan berakibat fatal karena semua proses, mulai pembentukan, pembungaan, dan pembuahan terganggu, tanaman jadi kerdil, bunga sedikit dan buah kecil- kecil.
  2. Berikan pupuk dasar ( N-P-K 16-16-16 ), dengan dosis 40 gr per tanaman, taburkan secara merata di bedengan ( sesuaikan dengan jumlah tanaman perbedeng ), contoh : 1 bedeng berisi 100 tanaman berarti jumlah N-P-K yang ditabur dibedengan tersebut, 40 gr x 100 = 4000 gr, atau 4 kg N-P-K berikan 3 hari sebelum tutup mulsa.
  3. Setelah diberi pupuk dasar siram bedengan dengan larutan super nasa dengan dosis 1 botol super nasa + 200 liter air ( untuk lahan seluas 1000 m ). Pemberian super nasa dimaksudkan untuk menggemburkan lahan, menetralkan Ph, mensuplai kebutuhan pupuk mikro dan mendeposit pupuk makro yang telah diberikan supaya tidak mudah hilang tergerus air, sehingga ketersediaan pupuk makro (N-P-K-Ca-Mg) terjamin. Selanjutnya tutup mulsa, dan lahan siap ditanami.

PEMUPUKAN

1. Pemupukan 1 (Untuk cabai usia 1 minggu s/d 4 minggu)

pupuk organik cabe supernasaBuat larutan induk :
1 botol Supernasa (250gr) + 25 Kg NPK + 200 lt Air ( 1 drum ), untuk 10.000 pohon

Cara Pemupukan :
    • 1 lt Larutan Induk + 10 lt Air kocorkan pada tanaman cabai 1 pohon 200ml ( 1 gelas Agua ), ini cukup untuk 50 pohon
    • Dosis pemupukan diberikan usia 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu
Penyemprotan 1
    • Dilakukan seminggu sekali dengan dosis 4 ttp POC Nasa + 2 ttp Pestona + ½ ttp Aero-810, semprot pagi hari sebelum pukul 09.00 pagi
    • Dosis ini diberikan usia 1 minggu sampai usia 4 minggu.
pupuk organik cabe pestonapupuk organik cabe poc nasapupuk organik cabe aero-810

2. Pemupukan 2 untuk cabai usia 5 minggu s/d 8 minggu => untuk 5.000 pohon

Buat larutan induk :
1 botol Power Nutrition (250gr) + 50 Kg NPK + 200 lt Air
Cara pemupukan :
2 ltr larutan Induk + 10 lt Air, kocorkan pada tanaman cabai 1 pohon 200ml ( 1 gelas Agua), Larutan ini cukup untuk 50 pohon, berikan seminggu sekali.
Penyemprotan 2
Dilakukan seminggu sekali dengan dosis 6 ttp POC Nasa + 1 ttp Hormon + 4 ttp Pestona + ½ ttp Aero + 15 lt Air ( 1 tangki )

Pemupukan 3 untuk cabai usia 9 minggu s/d 20 minggu => untuk 5000 pohon

Buat larutan induk :
1 botol Supernasa (250gr) + 1 botol Powernutrition (250gr) + 75 Kg NPK + 200 ltr Air diberikan seminggu sekali
Cara Pemupukan :
2 lt Larutan induk + 10 lt air, kocorkan pada tanaman cabai 1 pohon 200ml ( 1 gelas Aqua ), larutan ini cukup untuk 50 pohon
Penyemprotan 3
Dilakukan seminggu sekali dengan dosis 8 ttp Poc Nasa + 1 ttp Hormon + 6 ttp Pestona + ½ ttp Aero-810 + 15 lt Air ( 1 tangki )

Catatan :
  • Pemberian Gliocladium diberikan diminggu ke 4, 8, 12 dan 16, caranya campur dengan pupuk Induk.
  • Tujuan pemberian Gliocladium untuk mencegah cerangan Jamur ( fusarium dan antraknose ) serta layu bakteri
  • Dosis Pupuk Makro ( Kimia ) Sesuai Rekomendasi Setempat / kebiasaan Petani



Sabtu, 15 Februari 2014

BUDIDAYA CABE

CARA BUDIDAYA CABE ORGANIK
MENERAPKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA



budidaya cabe organik nasa
Cara Budidaya Cabe Organik dengan menerapkan teknologi organik PT. Natural Nusantara NASA ini dapat dibaca juga melalui www.naturalnusantara.org.

I. PENDAHULUAN

Pada umumnya cabe dapat ditanam pada dataran rendah sampai ketinggian 2000 meter dpl. Cabe dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24-27°C dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi.

Tanaman cabe dapat ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air. Permukaan tanah yang paling ideal adalah datar dengan sudut kemiringan lahan 0-10 Co serta membutuhkan sinar matahari penuh dan tidak ternaungi. pH tanah yang optimal antara 5,5-7.

Tanaman cabe menghendaki pengairan yang cukup. Tetapi apabila jumlah air berlebihan dapat menyebabkan kelembaban yang tinggi dan merangsang tumbuhnya penyakit jamur dan bakteri. Jika kekurangan air tanaman cabe dapat kurus, kerdil, layu dan mati. Pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan.

Bertanam cabe sering dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan hama dan penyakit, dll.

PT. Natural Nusantara (NASA) berupaya membantu penyelesaian masalah tersebut, agar terjadi peningkatan produksi cabe secara kuantitas, kualitas dan kelestarian (K-3), sehingga petani dapat berkompetisi di era pasar bebas.

II. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

A. FASE PRATANAM

1. Pengolahan Lahan

Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki struktur dan porositas tanah sehingga peredaran air dan udara menjadi optimal. Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna yaitu pembajakan dua kali dan penyisiran satu kali. Setelah pengolahan tanah (7-14) hari, dibuat bedengan dengan tujuan memudahkan pembuangan air hujan yang berlebihan, mempermudah pemeliharaan, mempermudah meresapnya air hujan atau air pengairan, serta menghindari tanah terinjak-injak sehingga menjadi padat.
  • Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton untuk per 1000 m2.
  • Diluku kemudian digaru (dan biarkan + 1 minggu).
  • Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton per 1000 m2.
  • Buat bedengan lebar 110-120 cm dan parit selebar 80 cm.
  • Siramkan SUPER NASA (1 botol) atau POC NASA (1-2 botol).

    • SUPER NASA :

      • 1 botol dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk).
      • Setiap 50 liter air tambahkan 200 cc larutan induk, atau
      • 1 gembor (+ 10 liter) diberi 1 sendok makan peres SUPER NASA dan siramkan ke bedengan + 5-10 m.

    • POC NASA :
      • 1 gembor (+ 10 liter) diberi 2-4 tutup POC NASA dan siramkan ke bedengan sepanjang + 5 - 10 meter.

  • Campurkan Natural GLIO 100 - 200 gr ( 1 - 2 bungkus ) dengan 50 - 100 kg pupuk kandang, biarkan selama 1 minggu dan sebarkan ke bedengan.
  • Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 - 2 minggu ).

budidaya cabe pupuk organik padat supernasabudidaya cabe pupuk organik cair nasabudidaya cabe pengendali hama organik glio

2. Benih

  • Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30.
  • Biji direndam dengan POC NASA dosis 0,5 - 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam semalam.

B. FASE PERSEMAIAN ( 0-30 HARI)

1. Persiapan Persemaian

  • Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.
  • Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, dengan perbandingan 3 : 1.
  • Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan Natural GLIO 100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu.
  • Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.

2. Penyemaian

  • Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang matang yang telah disaring.
  • Semprot POC NASA dosis 1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS.
  • Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban.

3. Pengamatan Hama dan Penyakit

budidaya cabe pestisida organik pestonabudidaya cabe pestisida organik pestona

  • HAMA CABE
    • Kutu Daun Persik (Aphid sp.),
      • Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun.
      • Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.

    • Hama Thrip parvispinus,
      • Gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga.
      • Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun.
      • Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh.
      • Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.

    • Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus).
      • Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun.
      • Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang.
      • Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau.
      • Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip

  • PENYAKIT TANAMAN CABE
    • Rebah semai (dumping off),
      • Gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp.
      • Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman,
      • Jika serangan tinggi siram Natural GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.

    • Embun bulu,
      • Ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica.
      • Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.

    • Kelompok Virus,
      • Gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat.
      • Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu.
      • Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.

C. FASE TANAM CABE

pestisida organik pestonapestisida organik pestonapestisida organik pestona

1. Pemilihan Bibit Cabe

  • Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus.
  • Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari).

2. Cara Tanam cabe

  • Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.
  • Plastik polibag dilepas.
  • Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot POC NASA 3-4 tutup/ tangki.

3. Pengamatan Hama dan Penyakit

  • Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ),
    • Aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang.
    • Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh,
    • Serangan berat semprot dengan


      Jenis Pupuk

      1 - 4 minggu (kg)

      5 - 12 minggu
      (kg)

      Urea

      7

      56

      SP-36

      7

      28

      KCl

      7

      28

      atau VIREXI.

  • Ulat Grayak ( Spodoptera litura dan S. exigua ),

    • Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit).
    • Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian.
    • Semprot dengan VITURA, VIREXI atau PESTONA.

  • Bekicot/siput.
    • Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari.
    • Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.

  • Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.
  • Penyakit Layu,
    • Disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia.
    • Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran,
    • Sebarkan Natural GLIO.

  • Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici.
    • Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali pada daun tua bagian bawah.
    • Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang. Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan pada daun tua.

  • Lalat Buah (Dacus dorsalis),
    • Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, kumpulkan dan musnahkan.
    • Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah / ha.

  • Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides),
    • Gejala serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering.
    • Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan.
    • Serangan berat sebari dengan Natural GLIO di bawah tanaman.

pengendali hama organik glio

D. FASE PENGELOLAAN TANAMAN (7-70 HST)

  • Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau penggenangan (dilep) jika dirasa kering.
  • Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang.
  • Pupuk kocoran merupakan perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (250 : 250 : 250) gr dalam 50 liter ( 1 tong kecil) larutan.
  • Diberikan umur 1 - 4 minggu dosis 250 cc/lubang, sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea : TSP : KCl : NASA = (500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan dosis 500 cc/lubang.
Kebutuhan total pupuk makro 1000 m2 :

Jenis Pupuk

1 - 4 minggu (kg)

5 - 12 minggu
(kg)

Urea

7

56

SP-36

7

28

KCl

7

28

Catatan :
  • Umur 1 - 4 mg 4 kali aplikasi (± 7 tong/ aplikasi).
  • Umur 5-12 mg 8 kali aplikasi (± 14 tong/aplikasi).
  • Penyemprotan POC NASA ke tanaman dengan dosis 3-5 tutup / tangki pada umur 10, 20, kemudian pada umur 30, 40 dan 50 HST POC NASA + Hormonik dosis 1-2 tutup/tangki.
  • Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 - 30 hr.
  • Pengamatan Hama dan Penyakit

III. PANEN CABE DAN PASCA PANEN CABE

1. PANEN CABE

  • Panen pertama sekitar umur 60-75 hari
  • Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya
  • Setelah pemetikan ke-3 disemprot dengan POC NASA + Hormonik dan dipupuk dengan perbandingan seperti diatas, dosis 500 cc/ph

pupuk organik cair nasaHormon organik nasa

2. CARA PANEN CABE

  • Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
  • Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering
  • Penyortiran dilakukan sejak di lahan
  • Simpan ditempat yang teduh
ARTIKEL LAIN TENTANG CABAI

BUDIDAYA KOBIS

BUDIDAYA KOBIS / KOL ORGANIK
MENERAPKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA



budidaya kobis organik nasa
Budidaya Kobis Organik dengan menerapkan teknologi organik PT. Natural Nusantara NASA ini dapat dibaca juga melalui www.naturalnusantara.org.

I. PENDAHULUAN

Sampai saat ini, tingkat produksi tanaman kubis atau kol baik secara kuantitas maupun kualitas masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah sudah miskin unsur hara, pemupukan yang tidak berimbang, organisme pengganggu tanaman, cuaca dan iklim.

PT. Natural Nusantara sebagai perusahaan yang peduli terhadap permasalahan pertanian dan kelestarian lingkungan berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas serta memelihara kelestarian lingkungan (3 - K). Sehingga petani mampu bersaing di era pasar bebas.

II. SYARAT TUMBUH

  • Tanaman dapat ditanam sepanjang tahun.
  • Tumbuh dan berproduksi dengan baik pada ketinggian 800 m d.pl. ke atas, curah hujan hujan cukup dan temperatur udara 15o - 20o C.
  • Jenis tanah yang dikehendaki gembur, bertekstur ringan atau sarang serta pH 6 - 6,5.


III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

PENGELOLAAN AIR & TANAH

    pupuk organik padat supernasa
  • Bersihkan gulma dan sisa-sisa tanaman untuk menekan serangan penyakit terbawa tanah seperti akar bengkak, busuk lunak, rebah semai, dll. dengan cara dicabut dan dikumpulkan lalu dibakar atau bisa dijadikan kompos.
  • Jangan menanam tanaman kubis-kubisan secara terus menerus dan lakukan pergiliran tanaman.
  • Gunakan pupuk organik ( SUPER NASA ), khususnya di musim kemarau untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air.


PERSIAPAN LAHAN

  • Lahan dicangkul dan dibajak sedalam 20-30 cm
  • Berikan Dolomit atau CAPTAN kira-kira 2 ton/ha jika pH <>FASE PERSEMAIAN
  • Media persemaian terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang (kompos) halus dengan perbandingan 1:1 dan ditambah 100 gr (1 sachet) Natural GLIO untuk 25 kg pupuk kandang
  • Benih direndam dalam air hangat + POC NASA dosis 2 cc/lt air selama 0,5 - 1 jam lalu diangin-anginkan
  • Sebarkan benih secara merata dan teratur lalu ditutup daun pisang selama 3-4 hari
  • Semprotkan POC NASA seminggu sekali dengan dosis 3 tutup/tangki
  • Lakukan penyiraman setiap hari dengan gembor
  • Persemaian dibuka setiap pagi sampai jam 10.00 dan sore mulai pukul 15.00
  • Amati bibit kubis yang terserang penyakit tepung berbulu (Peronospora parasitica) atau ulat daun pada daun pertama, dipetik dan dibuang daun yang terserang.
pengendali hama organik gliopupuk organik cair nasa


JARAK TANAM

  • Jarak tanam jarang 70 x 50 cm atau jarak tanam rapat 60 x 50 cm


BIBIT

  • Bibit yang telah berumur 3 - 4 minggu memiliki 4 - 5 daun siap ditanam


PEMUPUKAN TANAMAN KOBIS

  • Pupuk dasar diberikan sehari sebelum tanam dengan dosis 250 kg/ha TSP, 50 kg/ha Urea, 175 kg/ha ZA dan 100 kg/ha KCl.
  • Pupuk dasar dicampur secara merata lalu diberikan pada lubang tanam yang telah diberi pupuk kandang, kemudian ditutup kembali dengan tanah.

panduan-cara-budidaya-tanaman-sayuran-kobis-bunga-kol-natural-nusantara-distributor-resmi-pupuk-organik-nasa-pocnasa-hormonik-supernasa-pentana-pestona


CARA TANAM KOBIS

  • Buat lubang tanam dengan tugal sesuai jarak tanam.
  • Pilih bibit yang segar dan sehat.
  • Tanam bibit pada lubang tanam.
  • Bila bibit disemai pada bumbung daun pisang langsung ditanam bersama bumbungnya.
  • Bila bibit disemai pada polybag plastik, keuarkan bibit dari polibag lalu baru ditanam.
  • Bila disemai dalam bedengan ambil bibit beserta tanahnya sekitar 2-3 cm dari batang sedalam 5 cm dengan solet (sistem putaran).
  • Setelah ditanam, siram bibit dengan air sampai basah.
  • Kubis dapat ditumpangsarikan dengan tomat dengan cara tanam : 2 baris kubis 1 baris tomat. Tomat ditanam 3 atau 4 minggu sebelum kubis.


FASE PRA PEMBENTUKAN KROP (0 - 49 HARI )

  • Penyiraman dilakukan tiap hari pada pagi atau sore hari
  • Pemupukan susulan dilakukan pada umur 28 hari dengan dosis 50 kg/ha Urea, 175 kg/ha ZA dan 100 kg/ha KCl
  • Penyemprotan POC NASA 3 - 4 tutup/tangki ditambah HORMONIK 1-2 tutup/tangki dilakukan setiap 1 minggu sekali.
  • Penyiangan (penggemburan dan pembubunan tanah) dilakukan pada umur 2 dan 4 minggu
  • Perempelan cabang atau tunas-tunas samping dilakukan seawal mungkin supaya pembentukan bunga optimal
  • Hama yang menyerang pada fase ini antara lain Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.), Ulat daun kubis (Plutella xylostella L.), Ulat krop kubis (Crocidolomia binotalis Zell.), Ulat krop bergaris (Hellula undalis F.)
  • Lakukan pengamatan tiap minggu sekali terhadap hama-hama tersebut mulai kubis umur 13 hari. Populasi tertinggi terjadi pada awal musim kemarau
  • Cara pengendalian; kumpulkan dan musnah secara mekanik, sanitasi lingkungan.
  • Tanaman muda yang mati karena penyakit rebah kecambah (Rhizoctonia solani Kuhn.) dicabut, kemudian disulam dengan tanaman baru yang sehat, tambahkan Natural GLIO pada lubang tanam.
pupuk organik cair nasaHormon organik nasapengendali hama organik glio


FASE PEMBENTUKAN CROP ( 50 - 90 HARI )

  • Penyiangan secara manual dengan tangan perlu dilakukan sampai kira-kira satu minggu sebelum panen.
  • Lakukan pengamatan lebih intensif terhadap hama yang merusak berat pada fase ini yaitu; Ulat Daun Kubis (P. xylostella) dan Ulat krop kubis (C. binotalis), biasanya Pebruari Maret.
  • Serangan hama menjelang panen tidak perlu dikendalikan (secara kimia).

PANEN DAN PASCA PANEN

  • Kubis dipanen setelah berumur 81- 105 hari.
  • Ciri-ciri kubis siap panen bila tepi daun krop terluar pada bagian atas krop sudah melengkung ke luar dan berwarna agak ungu, krop bagian dalam sudah padat.
  • Pada saat panen diikursertakan dua helai daun hijau untuk melindungi krop.
  • Jangan sampai terjadi memar atau luka.
  • Amati penyakit Busuk Lunak (Erwinia carotovora) dan Busuk Hitam (Xanthomonas camprestris).
  • Daun-daun kubis yang terinfeksi harus dibuang.

BUDIDAYA ANGGUR

BUDIDAYA ANGGUR
MENERAPKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA



budidaya anggur organik nasa
Budidaya anggur secara organik dengan menerapkana teknologi organik PT. NAtural Nusantara NASA ini dapat dibaca juga melalui www.naturalnusantara.org.

I. PENDAHULUAN

Produksi anggur ( Vitis sp.) di Indonesia belum optimal. PT. Natural Nusantara berupaya meningkatkan produksi anggur secara kuantitas, kualitas dan kelestarian lingkungan (Aspek K-3) untuk bersaing di era pasar bebas.

II. SYARAT TUMBUH

  • Ketinggian 25-300 m dpl,
  • Suhu 25-310 C,
  • Kelembaban udara 75-80 %,
  • Intensitas penyinaran 50% - 80%, 3-4 bulan kering,
  • Curah hujan 800 mm/tahun dan pH tanah 6-7.
  • Tipe tanah : liat dan liat berpasir (alluvial dan grumosol).

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

PERSIAPAN LAHAN

    budidaya anggur organik glio
  • Bersihkan lahan, cangkul/bajak sampai gembur.
  • Pengapuran pada tanah masam dosis 5 ton/ ha.
  • Buat saluran pemasukan dan pembuangan air irigasi
  • Buat lubang tanam 60x60x50 cm / 75x75x70 cm, jarak tanam 3 x 3 m / 5 x 4 m, keringanginkan + 2-4 minggu, isikan tanah lapisan bawah ke dasar lubang.
  • Campurkan tanah lapisan atas : pupuk kandang ( + 20-40) : pasir perbandingan 1:1:2 serta Natural GLIO + 5-10 gram/lubang dan isikan ke lubang bagian atas.

PENYIAPAN BIBIT

  • Bibit siap tanam umur 1,5 - 2 bulan, perakarannya 5-10 cm, tumbuh sehat, bertunas dua.
  • Kebutuhan bibit jarak tanam 3 x 3 cm sebanyak 890 batang/ha, jarak tanam 5 x 4 cm sebanyak 500 batang/ha.
  • Sebulan sebelum tanam, bibit anggur terpilih diadaptasikan di sekitar lahan

PENANAMAN

    budidaya anggur pupuk organik cair poc nasa
  • Waktu tanam di akhir musim hujan (April-Juni).
  • Siram bibit dengan POC NASA (1-2 ttp/10 lt air) + 1 minggu sebelum tanam.
  • Beri naungan sementara.
  • Semprot POC NASA 1-2 ttp/tangki/10 hari hingga usia + 3 bulan setelah tanam.


PENGAIRAN

  • Pengairan tanaman muda 1-2 kali sehari dan dewasa 3 hari sekali.
  • Tiga minggu sebelum dipangkas, pengairan dihentikan dan 2-3 hari setelah pemangkasan air diberikan kembali.
  • Pengairan setelah pemupukan dan dihentikan menjelang pemetikan buah.

panduan teknik cara budidaya tanaman kopi varietas unggul organik kultur jaringan pupuk poc nasa hormonik supernasa power nutrition pestona pentana bvr


PENYIANGAN DAN PENDANGIRAN

Lahan dijaga kebersihannya dari gulma dan penggemburan tanah (Pendangiran) dilakukan sebulan sekali agar bidang oleh tetap bersih dan gembur.

PEMUPUKAN ANGGUR

Pemupukan disebar dan dicampur merata tanah secara melingkar sejauh 25 cm dari batang lalu ditutup dan diairi atau dengan cara pengocoran pupuk.

Pemupukan berdasarkan umur tanaman, yaitu :

a. Tanaman Muda sampai umur 6 bulan (per pohon)
NoUmur TanamanJenis dan Dosis Pupuk
Per pohon
110 hari – 3 bulan, interval 10 hari sekaliUrea 7,5 gr atau ZA 10 gr, tiap kali pemupukan
2> 3 – 6 bulan, interval 15 hari sekaliUrea 15 gr atau ZA 20 gr tiap kali pemupukan
3Tiap 1 bulan sekaliSUPER NASA 1-2 sendok makan (s.m.)/ 10 liter air

b. Tanaman Umur 6 bulan sampai 1 tahun (per pohon)
NoUmur TanamanJenis dan Dosis Pupuk
Per Pohon
1> 6 bulanPukan 30 kg atau SUPER NASA 1-2 s.m. dan Urea 22,5 gr atau ZA 30 gr
29 bulanSUPER NASA 1-2 s.m. dan Urea 33,75 gr atau
ZA 45 gr
312 bulanPukan 60 kg atau SUPER NASA 1-2 s.m. dan Urea 50 gr atau ZA 60 gr
Catatan:
Tanaman Produktif Berbuah (lebih dari 4 tahun)
  • Pemupukan 3 kali setahun (April, Agustus,Desember).
  • Dosis tiap kali pemupukan 600 gr Urea + 300 gr TSP + 375 gr KCl + SUPER NASA 1-2 sdm/10 lt/ pohon

PEMBUATAN RAMBATAN

Perlu pembuatan rambatan dengan model :
  • Model Para-para, tiang para-para dipasang sesuai jarak tanam anggur dengan ketinggian 2 - 3,5 m dan dipasang para-para berupa anyaman kawat atau bilah bambu atau kayu, jarak mata anyaman + 40 cm.
  • Model Pagar/Kniffin, dibuat berbentuk pagar. Jarak antar tiang 3-5 m dan ketinggian 150-200 cm, hubungkan dengan kawat yang dipasang mendatar sebanyak 2-3 jajar. Kawat pertama dibagian bawah letaknya 60 cm dari permukaan tanah, dan kawat diatasnya berjarak 70 cm.
  • Model perdu, berupa pohon atau kayu biasa, kemudian bagian atasnya dipasang tempat penyangga sepanjang 2 m dan lebar 2 m.
Pemasangan rambatan dilakukan sebelum tanaman dipangkas dan dibentuk.

PEMANGKASAN DAN PEMBENTUKAN POHON

  • Waktu pemangkasan yang tepat berumur 1 tahun.
  • Usahakan tiap pohon punya batang pokok, cabang primer , sekunder dan tersier.
  • Potong batang tanaman setinggi para-para, sehingga tumbuh tunas baru (cabang primer).
  • Dua minggu cabang yang tumbuh memanjang lebih kurang 1 meter segera dipangkas pada bagian ujungnya agar tumbuh tunas baru (cabang sekunder).
  • Cabang sekunder yang panjang 1 meter dipangkas titik tumbuhnya agar tumbun tunas baru (cabang tersier).
  • Cabang tersier inilah yang menghasilkan buah.
  • Ciri cabang siap dipangkas, ujung tunasnya mudah dipatahkan, dan apabila dipangkas meneteskan air, cabang berwarna coklat.
  • Perhatikan ciri visual mata tunas yang dipangkas, mata tunas vegetatif bentuknya runcing dan generatif tumpul.

Cara pemangkasan anggur yaitu :
  • Pangkas pendek, sisakan 1-2 mata
  • Pangkas sedang, sisakan 3-6 mata
  • Pangkas panjang, sisakan 7 atau lebih mata

PENGELOLAAN BUNGA DAN BUAH ANGGUR

  • Pangkas pembuahan dilakukan 2 tahap setahun yaitu bulan Maret - April dan Juli - Agustus dan dilakukan pada cabang-cabang tersier yang telah berumur 1 tahun.
  • Cabang-cabang yang tumbuh subur dipangkas dan sisakan 4-10 mata tunas, sedang cabang yang kurang subur sisakan 1-3 mata tunas.
  • Cabang/ranting sisa pemangkasan dibentangkan dan diatur merata di seluruh permukaan para-para, lalu diikat ke kanan dan kiri dengan tali.
  • Semprot dengan HORMONIK dosis 1-2 tutup per tangki setelah dipangkas setiap 7-10 hari sekali.
  • Pelihara 3 malai bunga tiap tunas dan potong tunas baru yang tumbuh di atas bunga sampai terbentuk bakal buah.
  • Jarangkan buah pada dompolan 50% - 60 %, yaitu waktu ukuran buah sebesar biji asam dengan mengambil butir-butir buah yang letaknya berhimpitan, bertangkai panjang, abnormal, rusak dengan gunting kecil yang steril.
  • Jika musim hujan, pasang atap plastik putih pada para-para dan bungkus buah dengan kantong plastik atau kertas semen.

panduan-cara-budidaya-anggur-natural-nusantara-poc-nasa-hormonik-supernasa-power-nutrition-distributor-resmi-produk-pupuk-organik-nasa-binagrow


PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT

HAMA PADA ANGGUR
  • -Kutu Phylloxera (Phylloxera vitifoliae), mengisap cairan akar dan daun.
    • Gejala : didaun terbentuk bisul-bisul kecil dan akar membengkak seperti kutil, akibatnya tumbuh kerdil, layu dan buah sedikit.
    • Pengendalian: pangkas tanaman terserang dan bakar, semprot Natural BVR atau PESTONA

  • Tungau Merah (Tetranychus sp.), bercak-bercak kuning pada daun dan berubah hitam, akibatnya kerdil dan buah berkurang.

  • Ulat kantong (Mahasena corbetti), memakan bagian atas permukaan daun, terjadi lubang-lubang kecil pada daun.
    • Pengendalian : Pangkas dan potong tanaman terserang berat dan dibakar lalu semprot dengan PESTONAPOC NASA

  • Kumbang Daun (Apogonia destructor), memakan atau merusak daun, kemudian membuat lubang-lubang kecil pada permukaan daun.
    • Pengendalian : pasang lampu perangkap dan musnahkan, semprot PESTONA

  • Ulat grayak (Spodoptera sp.), menyerang daun hingga rusak dan berlubang. Pengendalian; Semprot dengan Natural VITURA

  • Ngengat buah anggur (Paralobesia viteana atau Grape Berry Moth), larva memakan bunga dan buah yang masih pentil dan tua sehingga buah tidak normal.
    • Pengendalian; Buang buah rontok dan bakar, semprot PESTONA paling lambat 14 hari sebelum panen

  • Hama lain seperti rayap, tikus, burung, tupai dan kelelawar.
    • Pengendalian : sanitasi kebun, bungkus buah, menghalau hama dan pasang perangkap

PENYAKIT PADA ANGGUR
  • Tepung Palsu (Downy mildew), jamur Plasmopora viticola, menyerang batang muda, sulur, tangkai buah dan butir buah.
    • Pengendalian : kurangi kelembaban kebun (dipangkas), potong dan musnahkan tanaman terserang, pasang naungan, Natural GLIO + gula pasir.

  • Cendawan Tepung (Powder mildew), jamur Uncinula necator, menyerang semua stadium pertumbuhan. Daun menggulung ke atas dan bentuk abnormal ditutupi tepung berwarna kelabu sampai agak gelap, batang sakit coklat.

  • Bercak Daun (Cercospora viticola dan Alternaria vitis), timbul bercak-bercak coklat dan bintik-bintik hitam sehingga tunas dan daun kering dan rontok.
    • Pengendalian; Sanitasi kebun, mengurangi kelembaban kebun, potong dan musnahkan daun terserang, semprot dengan Natural GLIO

  • Karat Daun, jamur Physopella ampelopsidis, terdapat tepung berwarna jingga pada sisi bawah daun dan pada sisi atas daun ada bercak-bercak hijau kekuningan dan seluruh permukaan tertutupi lapisan tepung sehingga daun kering dan rontok.
    • Pengendalian : Pangkas daun sakit dan semprot dengan Natural GLIO + gula pasir

  • Busuk Hitam (Black Rot), jamur Guignardia bidwelli, bercak-bercak kecil berwarna putih pada buah hampir matang dengan warna tepi coklat, kemudian busuk buah mengendap dan mengeriput hitam seperti “mummi”.
    • Pengendalian : Pangkas bagian sakit, kurangi kelembaban, bungkus buah, Natural GLIO + gula pasir

  • Kudis (Scab), Jamur Elsinoe ampelina, menyerang semua bagian tanaman. Bercak kelabu dengan tepi coklat kemerahan, kemudian daging buah mengeras dan berkudis.
    • Pengendalian : Pangkas bagian yang sakit, sanitasi kebun, semprot Natural GLIO + gula pasir

  • Busuk Kapang Kelabu (Gray Mould Rot), jamur Botrytis cinerea, berkembang pada saat buah anggur menjelang masak. Buah berwarna cokelat tua, keriput dan busuk.
    • Pengendalian : Penanganan panen dan pasca panen yang baik, semprot Natural GLIO + gula pasir.

Catatan :
budidaya anggur perekat perata pembasah pestisida aero-810 pupukJika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum dapat mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810 dosis + 5 ml (1/2 tutup) per tangki.



IV. PANEN ANGGUR

Panen setelah umur 1 tahun, dan buah berikutnya kontinyu 1-2 kali setahun tergantung pangkas buah.